VCLASS 7 [ Problem of Concurrency data control].
- myura dellya
- Apr 28, 2020
- 3 min read
PRE-TEST
1. Lost-Update
Transaksi T1 dan T2 mulai pada waktu yang hampir bersamaan, dan keduanya membaca saldo $100. T2 menambah balx $100 menjadi $200 dan menyimpan hasil perubahannya dalam database. Di sisi lain, transaksi T1 mengurangi copy dari balx $10 menjadi $90 dan menyimpan nilai ini dalam database, menimpa hasil update sebelumnya dan akhirnya menghilangkan $100 yang telah ditambahkan sebelumnya ke dalam saldo. Kehilangan update transaksi T2 dapat dihindari dengan mencegah T1 membaca nilai dari balx sampai update T2 telah selesai.
2. Uncommitted Dependency
Transaksi t4 mengubah balx menjadi $200 namun T4 membatalkan transaksi sehingga balx harus dikembalikan ke nilai asalnya, yaitu $100. Namun, pada waktu itu, transaksi T3 telah membaca nilai baru balx ($200) dan menggunakan nilai ini sebagai dasar pengurangan $10, sehingga memberikan saldo yang keliru sebesar $190, yang seharusnya adalah $90. Nilai balx yang dibaca T3 disebut dirty data, yang berasal dari nama alternatifnya, yaitu masalah dirty read. Alasan rollback ini tidaklah penting. Masalahnya adalah transaksinya gagal (error), mungkin mengurangi rekening yang salah. Efeknya adalah asumsi T3 yang menganggap update T4 telah berhasil dijalankan, meskipun selanjutnya perubahannya dibatalkan.
Masalah ini dihindari dengan mencegah T3 membaca balx sampai keputusan telah dibuat, yaitu commit atau membatalkan efek T4. Dua masalah di atas mengkonsentrasikan pada transaksi yang mengubah database dan campur tangan mereka bisa membuat database menjadi corrupt. Namun, transaksi yang hanya membaca database bisa juga memberikan hasil yang tidak akurat jika mereka diijinkan untuk membaca hasil bagian dari transaksi yang belum selesai yang secara bersamaan membaca database. Contohnya dijelaskan pada masalah inconsistent analysis.
3.Inconsistent Analysis
Masalah inconsistent analysis muncul ketika sebuah transaksi membaca beberapa nilai dari database tapi transaksi kedua mengubah beberapa darinya ketika eksekusi transaksi yang pertama. Contohnya, sebuah transaksi yang meringkas data pada sebuah database (contohnya, saldo total) akan mendapat hasil yang tidak akurat jika, ketika berjalan, transaksi lain sedang mengubah database. Pada contoh diatas, ringkasan transaksi T6 sedang berjalan secara bersamaan dengan transaksi T5. Transaksi T6 sedang menjumlahkan saldo rekening x ($100), rekening y ($50), dan rekening z($25). Namun, di tengah jalan, transaksi T5 telah mentransfer $10 dari balx ke balz, sehingga T6 sekarang mempunyai hasil yang salah (lebih besar $10).
POST-TEST
SERIABILITY
Serializability adalah suatu aturan untuk menjadwalkan proses-proses transaksi yang dijalankan hampir bersamaan dengan tetap menjaga konsistensi data seolah-olah proses dari transaksi-transaksi tersebut dijalankan secara serial. Metode untuk menjamin Seriability adalah Locking dan Timestamping.
1.METODE LOCKING
Locking adalah sebuah prosedur yang digunakan untuk mengendalikan akses bersamaan ke data. Ketika sebuah transaksi sedang mengakses database, sebuah lock mungkin menolak akses ke transaksi lain untuk mencegah hasil yang salah ( Connolly, 2005, p587 ). Ada dua macam lock, yaitu shared lock dan exclusive lock yang harus digunakan sebelum melakukan akses membaca ataupun menulis terhadap database. Penggunaan lock ini adalah untuk menjaga konsistensi data didalam database.
>Jika sebuah transaksi mempunyai sebuah shared lock pada sebuah item data, transaksi tersebut dapat membaca item tapi tidak dapat mengubah datanya ( Connolly, 2005, p588 ). >Jika sebuah transaksi mempunyai sebuah exclusive lock pada sebuah item data, transaksi tersebut dapat membaca dan mengubah item data ( Connolly, 2005, p588 ).
- Bersama (Shared). Jika sebuah transaksi Ti dapat melakukan penguncian dengan mode ini (dilambangkan dengan S) terhadap item data Q, maka Ti dapat membaca, tapi tidak dapat mengubah nilai Q tersebut.
– Tunggal (Exclusive). Jika sebuah transaksi Ti dapat melakukan penguncian dengan mode ini (dilambangkan dengan X) terhadap item data Q, maka Ti dapat membaca maupun mengubah nilai tersebut.
TAHAPAN PENGUNCIAN {matriks locking}
Phase 1: Fase bertumbuh (Growing Phase)
Transaksi dapat melakukan sejumlah penguncian, tetapi belum melepaskan satupun penguncian .
Phase 2: Fase pelepasan (Shrinking Phase)
Transaksi mungkin melepas kunci & Transaksi belum melakukan penguncian yang baru.
Titik dalam schedule dimana transaksi tersebut telah mendapatkan penguncian akhir disebut lockpoint transaksi.Locking dua fase tidak menjamin terjadinya deadlock.
<<ATURAN LOCKING>>
Transaksi yg akan mengakses suatu data harus terlebih dahulu menguncinya, meminta kunci S jika hanya melakukan read data saja atau kunci X jika untuk melakukan operasi read & write.Jika data tsb belum dikunci oleh transaksi apapun, maka kunci diperkenankan.
Jika data tsb telah dikunci, maka DBMS menentukan apakah kunci yg diminta sesuai dg yg ada. Jika kunci read yg diminta sama dengan kunci read yg telah ada, maka permintaan diperkenankan, selain itu maka transaksi harus menunggu (wait) sampai kunci write dilepaskan.Transaksi terus menahan suatu kunci sampai dilepaskan secara eksplisit selama eksekusi atau telah selesai.
Strict Two-Phase Locking. Dengan mekanisme ini dikehendaki bahwa semua penguncian dengan mode exclusive dari sebuah transakasi harus tetap dipegang hingga transaksi berada dalam status berhasil sempurna (commiteed).
Rigorous two-phase locking yang menghendaki semua penguncian (exclusive maupun share) tetap diterapkan hingga transksaksi committed.
2.METODE TIMSTAMPING
Timestamp, merupakan suatu identifikasi unik dibuat DBMS yg mengindikasikan waktu mulai relatif dari suatu transaksi.Dengan waktu sistem atau penambahan pada kounter logik setiap waktu transaksi mulai. Suatu protokol yg menyusun transaksi2 secara global, dimana transaksi yg tertua, transaksi dg timestamp terkecil, mendapat prioritas utama dari konflik transaksi tsb.
コメント