Branding based on story as the future of marketing strategy. [Bahasa]
- myura dellya
- Apr 25, 2020
- 2 min read
Siapa sih brand yang mau beli air mineral tapi bilangnya malah "beli aqua dulu", atau kalo misalnya mau beli sepatu yang ada logo ceklisnya, tanpa ditulis itu brand apa kalian pasti udah tau jawabannya.
Brand tersebut sangat "mencuci otak" kita, mereka membuat value brand mereka menyangkut diingatan kita dengan apik dan mendominasi brandnya dengan sangat kuat pada masing-masing sektor product yang mereka jual.
Gak cuma mengandalkan marketing yang tradisional, tetapi mereka juga menggunakan konsep dari "branding based on story". Walaupun mereka sudah sangat mudah dikenal, tetapi mereka tidak berhenti mengadakan campaign dan mengiklankan produknya.
jadi apa sih sebenarnya branding based on story?
“A brand story is a cohesive narrative that encompasses the facts and feelings that are created by your brand. Sebelum menyampaikan pesan kita juga harus memikirkan apa yang sebenarnya dibutuhkan audiens kita, diluar dari brand atau product yang kita jual”
Dalam menggunakan cara marketing ini kita ditantang gak hanya membuat konten jadi memorable, tapi kita juga harus mengetahui siapa dan apa yang dibutuhkan audiens kita, bahkan akan sangat lebih baik lagi jika kita dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan produk yang kita sedang jual.
hampir sama dengan soft-selling, Branding based on story sebenarnya adalah bersaing dengan content. Cara ini akan berhasil ketika kita dapat mengambil "feelings and emotions" dari audiens kita.
Walaupun soft-selling, bukan berarti sulit bagi brand tersebut tidak bisa meningkatkan penjualan, kenapa?
Branding based on story adalah marketing yang berdampak untuk jangka panjang karna berkesan "unforgetable" bagi orang-orang. Bersaing akan lebih mudah ketika kita mendapatkan kunci dari branding based on story ini.
kuncinya apa?
1. Distribution
2. Trust for ( comunity )
3. Value of your brand
Banyak orang yang dengan sangat mudah melonjak ke atas dan turun ke bawah dengan pesat. Ini dikarenakan mereka tidak bisa membuat brand mereka memorable dan mudah diingat, sehingga akan sangat mudah tergelincir dari pesaing-pesaing baru yang membuat campaign marketing modern lainnya.
Untuk bisa menguasai kunci dari Branding based on story sendiri, kita bisa melakukan conversation langsung dengan audiens kita, baik dengan menggunakan media social ataupun event.
Biasanya jika kita menggunakan media sosial sebagai platform jualan, akan lebih baik digunakan untuk "bersosialisasi" dengan daring ketimbang fokus pada hard-selling. Humble dan terbuka untuk berdiskusi secara langsung dengan audiens akan membuat brand kita memiliki value lebih untuk lebih mudah diingat. Selain itu dengan hal tersebut kita dapat melihat data dari audiens kita sacar langsung, apa yang mereka suka, butuhkan dan apa yang mereka harapkan dari brand yangg kita buat.
Ada yang udah pernah lihat media sosial dari glossier? atau produk makeup lokal yaitu madformakeup?
Instagram mereka gak cuma dipenuhi visual yang attractive, tetapi mereka juga hampir tiap hari memiliki session untuk komunikasi dengan audiensnya.
Terakhir,
Branding based on story juga merupakan salah satu campaign yang selalu menggunakan positive vibes. Tidak akan disangka-sangka bila suatu brand dapat bertahan lama hanya dengan community dari trust yang di build dengan konsep ini.
Jadi, Branding gak cuma sekedar uang, uang akan mengikuti jika kita dapat menguasai pasar kita bukan?
Commentaires